Day 5 - Penerapan Social Distancing atau Physical Distancing


Hayo disini ada yang masih bingung bedanya isolasi, karantina dan jaga jarak? Ngacung! Awalnya saya juga gak bisa bedain kok, bahkan sering salah sebut dalam percakapan sehari - hari. Nah sebab itu, kali ini saya mau bahas tentang perbedaan antara ketiganya dan bagaimana penerapan social distancing atau physical distancing di lingkungan saya pribadi. Stay on page ya!

Menurut World Health Organization, perbedaan antara isolasi, karantina dan berjaga jarak adalah :
  • Isolasi atau isolation adalah memisahkan orang yang bergejala Covid-19 dan yang terinfeksi dari orang - orang yang sehat untuk mencegah persebaran virus
  • Karantina atau quarantine adalah pembatasan aktivitas dan memisahkan orang - orang yang tidak sakit, atau bisa jadi mereka terekspos oleh Covid-19. Tujuannya untuk mencegah penularan penyakit tersebut ketika gejala - gejala penyakit Covid-19 mereka mulai muncul.
  • Jaga jarak atau physical distancing adalah terpisah secara fisik, berjaga jarak. WHO menganjurkan untuk menjaga jarak sekitar 1 meter dengan orang - orang di sekitar kita. Jarak tersebut adalah jarak umum meskipun kitamerasa baik - baik saja, dan tidak ada kontak dengan Covid-19.
Pada awalnya WHO menyebutkan untuk menerapkan Social Distancing, namun baru - baru ini WHO mengubahnya dengan sebutan Physical Distancing. Kenapa ya? Demi mencegah penularan virus corona dari orang ke orang lain, WHO menyarankan untuk menjaga jarak fisik aman setidaknya 1-2 meter, dan harus konsisten dalam menjalankannya. Namun, hal tersebut bukan berarti secara sosial kita harus memutuskan hubungan dengan orang - orang yang kita kenal, bahkan keluarga. Jadi harapannya kita tetap menjaga jarak satu sama lain secara fisik, namun tetap dekat secara sosial. Ibaratnya jauh di mata dekat di hati gitu lah, ceileh.

Keluarga saya sendiri sudah menerapkan beberapa prosedur kesehatan lebih dulu sewaktu pandemi Covid-19 di Indonesia belum separah ini. Sebelum ada perintah dari kepala desa, mama saya sudah duluan membuat "padasan" atau pancuran air buat cuci tangan di sekitar lingkungan rumah. Memang dari awal mama yang paling aware dan update mengenai Covid-19 ini, maklum karena mama gak sengaja masuk ke group perawat se-Jawa Timur.

Awal -awalnya dulu hand sanitizer itu susah, langka dan makin mahal, saat itu pula kami menyiapkan alkohol dan aloevera gel di rumah, jaga - jaga kalau perlu buat hand sanitizer sendiri. Setiap kerja pun saya selalu diingatkan untuk membersihkan laptop, keyboard dan mouse, gagang pintu, dan gagang telepon. Jadi harus selalu sedia tissue basah di kantor. Sewaktu onti saya pulang kampung ke rumah, pun mama saya ribet membuatkan ruang karantina mandiri. Memang kesannya mama sendiri yang heboh untuk kesehatan keluarga, tapi hebohnya ini berdasar ya, bukan heri - heri 0 pengetahuan. 

Meskipun begitu, menjaga kebersihan diri dan keluarga tersebut tetap harus diimbangi dengan konsistensi kita selama menerapkan physical distancing, baik di dalam maupun di luar rumah. Karena kita tidak punya jaminan jika semua keluarga pasti negatif, dan belum tentu seluruh anggota keluarga aman dari penularan virus Covid-19 ini. Oleh karena itu, baik itu dalam lingkungan keluarga atau di tempat umum, meskipun kita merasa tidak pernah terekspos Covid-19, usahakan tetap menjaga jarak aman 1-2 meter ya guys. Minimal kita sudah berusaha untuk mencegah penularan dan persebarannya. Mari bersama - sama memutuskan rantai virus Covid-19 dimulai dari diri sendiri.

Tidak ada komentar

Posting Komentar