Day 3 - Bantu Sesama di tengah Pandemi Covid-19

Pada pertengahan Maret lalu, saya melihat nama seorang selebgram dan artis Indonesia masuk ke daftar trending topic di twitter. Mereka adalah Rachel Venya dan Nikita Mirzani. Dengan rasa penasaran yang ada, saya pun meneruskan scrolling dan kepo-kepo, ternyata netizen Indonesia tengah terkagum-kagum oleh tindakan Rachel dan Nikita. Mengapa demikian? Diberitakan bahwa seorang Nikita Mirzani telah menyumbangkan uang pribadinya sebesar Rp100 juta untuk membantu pemerintah menanggulangi wabah Covid-19. Lain halnya dengan Rachel Venya, meski sama - sama mendonasikan uang, tapi dia mengambil cara yang berbeda dari Nikita, Rachel melibatkan banyak orang dengan menggalang dana. Menariknya lagi, dengan mengandalkan the power of influencer, kekuatannya sebagai selebgram sangat tidak perlu diragukan lagi, dalam sehari dana yang terkumpul sudah mencapai Rp1 miliar lho guys. Bayangkan dalam sehari saja, sudah sebesar itu. Sedangkan terhitung hingga saat ini donasi yang dikumpulkan Rachel sudah mencapai Rp9 miliar lho! Banyak sekali yang memuji tindakan Nikita dan Rachel, karena langkah keduanya sangat menginspirasi, netizen pun ramai membicarakan dan share berita mengenai mereka berdua. Alhamdulillah, itu berarti masyarakat Indonesia tetap bersatu, berbondong-bondong memberikan bantuan dan bersemangat untuk memutus rantai persebaran virus corona ini.

Memang persebaran Covid-19 ini memberikan dampak signifikan dan perubahan "asing" bagi masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa memang sudah aware dan siap, tapi masih banyak juga warga di desa dan pelosok Indonesia yang awam (belum paham) mengenai virus ini, sehingga keadaan sekarang bisa disebut sebagai kejutan/perang mental antara realita dan diri sendiri. Disinilah kita ikut andil dalam mengedukasi dan memberikan informasi valid mengenai perkembangan Covid-19. Jangan sampai dampak buruk tersebut kita rasakan berlarut-larut.

Masyarakat terdampak Covid-19Terdampak Covid-19 di seluruh dunia mengeluh-eluhkan kekacauan yang disebabkan oleh virus corona ini. Tak hanya di Indonesia, bahkan perusahaan-perusahaan di Jerman banyak yang tutup sementara demi mengurangi persebaran virus. Beberapa karyawan di Singapore dan Thailand menerapkan work from home. Bisa dibilang karena Covid-19 ini memberikan efek domino pada seluruh dunia, gugur satu gugur semua, dampaknya dirasakan oleh seluruh warga negara di berbagai sektor pekerjaan.

Mungkin bagi mereka keluarga ningrat nan sultan tidak begitu merasakan efek sampingnya, tapi untuk keluarga menengah ke bawah yang kehidupan sehari-harinya bergantung pada gaji pas-pasan dan pekerjaan lepas, hal ini menjadi momok kejutan di kehidupannya sehari-hari. Efek domino anjloknya perekonomian di Indonesia secara langsung dirasakan oleh keluarga yang kurang mampu, makan sehari-hari hanya bergantung pada perolehan harian, pemasukan dan pengeluaran malah minus, boro - boro mikirin tabungan, cicilan saja masih menumpuk. Meskipun begitu mereka harus tetap bertahan hidup di tengah kondisi seperti ini, mereka terus mengais rejeki meski tak tahu sampai kapan keterpurukan ekonomi ini akan berakhir.

Selain keluarga menengah ke bawah, dampak Covid-19 juga dirasakan oleh mahasiswa rantau yang jauh dari keluarganya. Akibat peraturan pembatasan sosial berskala besar yang dikeluarkan oleh pemerintah, sejumlah daerah melarang warganya untuk mudik dari dan ke kota asalnya. Bahkan larangan mudik tersebut telah diresmikan oleh Bp. Jokowi. Lalu bagaimana nasib mahasiswa yang sudah terjebak di kota rantauan? Uang saku sudah minim, keluar kosan dibatasi, bahan dapur habis, warung makan banyak yang tutup.

Mengingat dampak yang dirasakan masyarakat ini saling berkaitan, memang sungguh berat bila diratapi sendirian. Oleh karena itu, sekarang ini adalah waktu yang tepat untuk kita saling membahu dan merangkul dengan membantu mereka yang terdampak Covid-19. Bantuan ini sangat bermanfaat untuk kalangan manapun, dari pekerja hingga pelajar, dari warga sipil hingga tenaga medis. Sungguh keikhlasan kita akan menggugah semangat mereka.

Bagaimana caranya kita membantu mereka?
  • Sisihkan rejeki melalui platform terpercaya. Kadang kita merasa ragu untuk menyalurkan bantuan ke kelompok tertentu karena rawan adanya penipuan atau penyalahgunaan dana. Namun di era digital ini, sudah banyak bermunculan wadah yang bisa menampung donasi dari kita dan yang pastinya sangat terpercaya. Beberapa diantaranya yaitu Kita bisa, dompetdhuafa, ACT, dll. 
  • Bantuan melalui Ikatan Alumni. Semenjak Covid-19, banyak kelompok maupun komunitas yang membuka penggalangan dana bagi warga terdampak. Dua minggu lalu teman saya dari Ikatan Alumni Geofisika membagikan banner mengenai pengumpulan dana bantuan tersebut. Alokasinya sih untuk menyediakan kebutuhan dokter dan tenaga medis. Tentunya berdonasi dengan cara ini akan lebih tepat sasaran, karena yang mengurus alumni sendiri. Bahkan dana yang terkumpul bisa dialokasikan juga untuk mahasiswa rantau yang dilarang mudik. 
  • Sembako untuk keluarga kecil kalangan menengah ke bawah. Bagi mereka yang tidak bisa bekerja atau penghasilannya tidak stabil akibat persebaran virus ini, pasti akan sangat kesusahan untuk memberikan makan bagi keluarga kecilnya. Tidak jauh - jauh mikir jajan di luar, karena untuk makan saja belum tentu ada. Sehingga bantuan seperti sembako untuk keluarga menengah ke bawah pasti akan sangat bermanfaat.
  • Belajar sambil berdonasi. Nah ini ide yang sangat unik dari Blogger Perempuan Network, dimana kita bisa berdonasi melawan Covid-19 sambil mendapatkan ilmu. Bagaimana caranya? Jadi minggu lalu BPN mengadakan Zoom Class dengan materi yang bisa meningkatkan skill kita di dunia per-blogger-an, kelas tersebut hanya terbatas untuk blogger yang sudah terdaftar saja. Bagi kalian yang tak sempat bergabunh dan ingin mendapatkan materinya, Blogger Perempuan Network menawarkan video rekaman sekaligus materi yang bisa kita checkout di web BPN. Semua penjualan materi kelas online tersebut didonasikan untuk masyarakat terdampak Covid-19 melalui Dompet Dhuafa.
Sekian tulisan hari ini, sampai bertemu dengan tulisan besok yaa. Mari beramai - ramai saling membantu warga terdampak dan berupaya memutus rantai persebaran Covid-19 dengan berdiam di rumah. Kapan lagi rebahan dan goleran bisa sambil menyalamatkan dunia.

Tidak ada komentar

Posting Komentar