Coba nih 5 Cara Membersihkan Sepatu agar Terlihat Baru Lagi

5 Cara membersihkan sepatu jadi seperti baru
Setelah keluar dari Rumah Sakit di bulan Juni lalu, Asiy justru menunjukkan perubahan tumbuh kembang yang sangat signifikan. Dia mulai aktif merangkai kata menjadi sebuah kalimat, mengatur dan menentukan pilihan, serta tentunya semakin aktif bermain-main bersama temannya. Saya sangat bersyukur Asiy bisa kembali pulih dengan cepat dan kembali ceria lagi bergaul berlarian bersama kakak, adek dan teman sebayanya di lingkungan rumah. Namun seringkali yang menjadi kekhawatiran saya adalah ketika dia bermain kotor-kotoran, bukan karena takut kotor atau kumannya yah, justru malah tidak apa-apa supaya anak bisa bebas mengeksplorasi dan berkreasi. Terus apa dong yang bikin khawatir? Hehe sebenarnya karena kebanyakan alas kaki yang dia punya ini berwarna cerah-cerah sehingga sepatu dan sandalnya semakin mudah kotor terkena debu dan tanah saat bermain. Alhasil lemari sepatunya penuh dengan sepatu/sandal yang buluk-buluk seperti tidak layak pakai, padahal ya masih bagus-bagus seharusnya.
Namun saya tetap tidak melarangnya untuk bermain-main ya bun, karena itu hak anak yang harus terpenuhi di masa tumbuh kembangnya kini, supaya stimulasi perkembangan otaknya semakin maksimal. Nah tugas saya hanyalah merapikan dan membersihkan kembali apa yang dia gunakan. Tentunya yang jadi PR juga adalah gimana cara sepatu/sandal kotor di lemarinya ini bisa bersih dan kelihatan seperti baru lagi? Akhirnya saya mengorek informasi mulai dari googling, mendengar cerita tetangga, pengalaman teman atau dari hasil coba-coba sendiri.
Mencuci Sepatu dengan Sabun Cuci Piring
sumber : vecteezy.com
Merangkum dari rasa keingintahuan dan pengalaman saya tersebut, kali ini saya mau share gimana sih caranya membersihkan sepatu supaya terlihat seperti saat baru pertama kali dipakai. Berikut adalah 5 cara yang bisa kita lakukan agar sepatu dan sandal bisa kembali berkilau :
  1. Campuran baking soda dan cuka
    Siapa sangka baking soda dan cuka yang biasa kita temui sebagai bahan masakan ini bisa menjadi salah satu campuran pembersih sepatu. Tentunya karena kedua bahan ini memiliki kandungan yang sangat kuat, bisa dipakai untuk membersihkan sepatu karena mengandung antibakteri, dapat mengurangi bau tidak sedap dan menghambat pertumbuhan jamur pada sepatu. Caranya : pertama-tama campurkan setengah cangkir air cuka dengan seperempat cangkir soda kue ke dalam sebuah mangkok, lalu aduk hingga mengeluarkan busa. Kemudian dengan menggunakan kuas, gosokkan pada sepatu yang kotor, diamkan hingga meresap dan tunggu selama beberapa waktu (kurang lebih 30 menit) saja. Setelah itu bilaslah menggunakan air dingin, maka sepatu kita akan terlihat seperti baru berkat campuran kedua bahan ini.
  2. Magic eraser spons
    Magic eraser spons merupakan pembersih khusus dengan kemampuan menyerap yang tinggi, berguna untuk menjaga sepatu agar tetap bersih. Caranya : siapkan campuran air sabun, celupkan spons ke dalam campuran tersebut, lalu peras. Bersihkan sepatu dengan gerakan maju-mundur khusus pada area yang kotor sampai noda tersebut hilang. Jangan lupa bilas menggunakan air bersih dan jemur hingga kering.
  3. Cairan Lemon
    Seperti yang kita ketahui bahwa air lemon merupakan bahan alami yang mengandung citric acid, senyawa organik yang bermanfaat untuk membersihkan noda dan kotoran, serta bisa menjadi disinfektan alami yang membunuh bakteri, jamur dan lumut. Sehingga cairan lemon ini bisa digunakan sebagai alternatif lain selain cuka. Caranya : campurkan air lemon dan air secukupnya ke dalam mangkok. Gunakan spons pembersih khusus lalu celupkan ke dalam campuran air lemon. Gosokkan pada area sepatu yang kotor secara perlahan, dan tambahkan air lemon jika diperlukan. Bilas menggunakan air bersih dan keringkan dengan cara diangin-anginkan di dalam ruangan supaya tidak memperburuk bekas noda dan tidak mudah rusak.
  4. Pasta gigi
    Pasta gigi selain digunakan untuk menggosok gigi dan menjaga gigi agar tetap putih, juga bisa digunakan untuk membersihkan beberapa benda kesayangan kita. Kalau saya biasanya membersihkan emas perhiasan menggunakan pasta gigi ini, ternyata pasta gigi pun bisa digunakan untuk membersihkan sepatu juga lho. Caranya mudah banget, tinggal siapkan pasta gigi dan sikat gigi bekas untuk menggosok sepatu. Basahi permukaan sepatu dengan menggunakan handuk microfiber yang lembut, tipis-tipis saja jangan sampai terlalu basah. Aplikasikan pasta gigi secukupnya pada area yang bernoda tebal, gosok melingkar perlahan-lahan hingga bersih, lakukan setidaknya selama beberapa menit. Lalu gunakan kain lap bersih untuk mengelap permukaan sepatu, letakkan pada ruangan yang berventilasi baik, lalu diamkan hingga mengering.
  5. Sabun cici piring
    Nah selain bahan-bahan yang sudah saya sebutkan di atas, ada lagi nih yang gak kalah ampuhnya buat membersihkan sepatu/sandal supaya terlihat bersih seperti baru. Yaitu dengan menggunakan sabun cuci piring berbahan dasar lemon atau jeruk nipis, yaps sabun cuci dengan kandungan asam sitrat alami yang berfungsi untuk mengangkat noda dan kotoran. Sabun cuci piring yang dimaksud tentu yang berbahan dasar cair ya teman-teman, supaya mudah diaplikasikan. Caranya yaitu dengan mencampurkan satu sendok makan sabun cuci piring ke dalam air hangat, aduk hingga sedikit berbusa, lalu gosok menggunakan spons pembersih pada permukaan sepatu yang kotor. Lalu seperti biasa bilas dengan air bersih dan keringkan di bawah sinar matari. Enaknya campuran sabun ini bisa digunakan untuk sepatu berbahan kulit maupun kanvas. Namun untuk sepatu berbahan kulit tidak disarankan untuk dijemur di bawah sinar matahari secara langsung karena bisa memperburuk bercak noda dan merusak permukaan sepatu, jadi cukup ditaruh di ruangan teduh berangin, tunggu hingga mengering.
Gimana nih temans? Ada yang sudah coba salah satu atau bahkan semua cara di atas? Mana yang lebih mudah menurut kalian? Kalau saya pribadi lebih suka pakai pasta gigi dan sabun cuci piring dengan media pembersih magic spons, tentunya karena pasti gigi dan sabun cuci piring adalah bahan yang sudah pasti tersedia di dalam rumah kita, jadi tinggal ambil saja, cuci-cuci sudah deh. Nah buat yang mau hemat cuci sepatu sendiri, boleh juga nih dicoba pakai cara ini karena udah gak perlu ribet bawa ke laundry shoes mahal-mahal. Ngomongin soal sabun cuci piring, ini nih saya kasih rekomendasi sabun cuci piring baru dari brand Sparkle. Ada yang belum familiar dengan namanya? Sparkle merupakan salah satu brand produk cairan pembersih yang diproduksi oleh perusahan lokal. Selain itu, Sparkle juga menggunakan bahan-bahan berkualitas dan memiliki kandungan yang dapat membersihkan bakteri dan virus yang menyebar ke seluruh rumah, peralatan rumah tangga, hingga anggota badan.
Ayo bersihkan sepatumu, biar gak cuma orangnya aja yang glowing, alas kakinya juga harus glowing dong.

Selamat mencoba temans...

Beli Magic Stroller dari Tabungan Pecahan 2000an - Manfaat Menabung Sejak Dini

Beli Magic Stroller dengan Menabung Uang 2000an
Beli magic stroller dengan pecahan uang 2000an? Begini nih pentingnya mengajarkan anak untuk menabung sejak dini.

Jadi saya dan suami mengajak si kecil untuk menabung pecahan uang 2000an dalam sebuah wadah bekas jajanan wafer gitu, awalnya kami tidak tahu jika uang terkumpul nanti mau dipakai buat beli apa, lalu di suatu kondisi kami dapat inspirasi untuk membeli Magic Stroller buat Asiy jalan-jalan, sebagai pengganti stroller bayinya yang sudah kekecilan. Sebenarnya karena habis main ke kebun Binatang Surabaya sih, untuk pertama kalinya kami kesana tanpa kepikiran membawa alat dorong, yang mana pasti bermanfaat sekali demi tulang yang semakin rapuh ini. Bener eh, saat itu kami cuma bawa gendongan bayi dan usia Asiy sudah menginjak 20 bulanan sungguh rasanya kayak lagi olah raga berat atau bawa beras sekarung di punggung, hmm gambaran simple ini seperti ibu yang lagi kuliah lapangan naik turun gunung bawa alat ukur 12kg. Sebenarnya kalau gendong Asiy saja sih gak kerasa berat yaa, cuma karena harus jalan kaki sepanjang eksplorasi di kebun binatang itu yang bikin pegal linu. Melihat ke sekeliling, banyak banget orang tua yang udah prepare bawa magic stroller, dengan berbagai macam model, tipe dan merek yang mereka bawa, kami pikir sepertinya lebih baik jika kita bawa alat dorong seperti itu juga ya. Lain kali mau beli ah, buat persiapan kalau pergi jalan-jalan keluar lagi.

Apa itu Magic Stroller?
Buat yang penasaran magic stroller tuh apa? Menjadi sebuah pilihan baru buat para family yang suka traveling nih, alat dorong yang di desain lebih simple dan minimalis dibandingkan dengan stroller bayi pada umumnya. Magic stroller ini bisa digunakan untuk anak kecil berusia 2-6 tahun atau dengan berat badan maksimal 25kg tergantung merek dan tipenya. MasyaAllah, beneran deh buat yang suka jalan-jalan barang ini tuh wajib punya banget karena ringan, tidak membutuhkan ruang banyak, dan mudah dibawa ke mana-mana.

Selang beberapa hari setelah kami pulang dari Kebun Binatang Surabaya itu, kebetulan sekali kami lihat tabungan Asiy sudah penuh sampai gak bisa ditutup lagi toplesnya, mulailah kami menghitung-hitung dan ternyata hasilnya malah melebihi dari budget dong, jadi kami ambil secukupnya saja untuk beli magic stroller lalu sisanya kami lanjutkan untuk modal menabung lagi sampai sekarang.

Nah kenapa sih kok saya udah ngajak Asiy nabung dari kecil? Sebenarnya menabung recehan gini udah jadi kebiasan yang dikenalkan sama mama (neneknya Asiy) dulu saat saya masih kecil, kira-kira ya sama waktu seumuran Asiy begini. Kebiasaan ini selalu kebawa dari sekolah sampai menikah dan malah bisa diturunkan lagi ke anak saya.

Manfaat Belajar Menabung sejak Dini
Mengajarkan konsep uang dan menabung pada anak, selain membangun kebiasaan positif, kegiatan ini akan sangat bermanfaat dalam proses tumbuh kembangnya juga lho. Berikut adalah beberapa manfaat menabung sejak dini untuk si kecil :

  1. Mengajarkan kedisiplinan pada anak
    Mengajarkan anak kebiasaan menabung dapat melatih kedisiplinannya yaitu dengan rutin menyisihkan sebagian uang saku untuk ditabung secara terus menerus. Kebiasaan tersebut akan terpatri dalam ingatannya, anak akan terlatih untuk disiplin dalam melakukan sesuatu, dan tetap konsisten dalam menabung.
  2. Menghargai uang yang mereka punya
    Menabung bisa mengajarkan anak untuk menghargai uang yang dia punya. Meskipun dia belum bekerja, namun penting untuk kita ajarkan konsep uang sedini mungkin. Maksudnya bagaimana uang itu diperoleh (dengan bekerja keras) dan belajar memanfaatkan uang sebagaimana mestinya. Membangun kebiasaan menabung maka anak akan belajar bahwa mendapatkan yang kita inginkan tidak selalu mudah dan mulus, kita pun harus bekerja dengan giat dan penuh kesabaran, sama seperti menabung. Oleh karena itu ketika anak mendapatkan uang maka dia akan lebih menghargai apa yang selama diperjuangkan.
  3. Melatih kesabaran membeli sesuatu yang diinginkan
    Seperti yang telah saya sebutkan di atas, ketika anak menginginkan sesuatu, maka ajaklah menabung untuk mencapai target tersebut. Hal tersebut bertujuan supaya anak lebih memahami bagaimana perjuangan mengumpulkan uang untuk membeli sesuatu yang diinginkan, bahwa mendapatkan keinginannya itu perlu menunggu dengan sabar dan harus selalu bersyukur dengan apa yang kita punya saat ini. 
  4. Belajar hemat (bukan pelit lho ya)
    Hemat dan pelit adalah sesuatu yang berbeda ya teman. Menjalani hidup hemat adalah mengajarkan kita bagaimana mengelola keuangan dengan bijak, sedangkan pelit adalah orang yang perhitungan tidak mau mengeluarkan uang dan hanya mementingkan keuntungan bagi diri sendiri. Menabung sejak dini bisa menanamkan gaya hidup hemat pada anak, karena berawal dari kebiasaannya menyisihkan uang saku maka anak akan terbiasa menahan diri untuk tidak membeli sesuatu yang kurang bermanfaat. Saat dewasa nanti anak akan terbiasa menggunakan uang secukupnya dan tidak menghambur-hamburkan dengan gaya hidup konsumtif. 
  5. Anak menjadi lebih mandiri
    Sejalan dengan semua manfaat di atas, menabung sejak dini juga akan melatih kemandirian anak. Karena mereka akan belajar untuk mencapai sebuah tujuan dalam hidup mereka dengan menabung sedikit demi sedikit. Dengan begitu juga otomatis akan memberikan rasa tanggung jawab dalam mengelola uang yang mereka punya, sehingga anak akan terbisa menentukan dan mengusahakan apa yang menjadi pilihan mereka sejak dini.

Alhamdulillah akhirnya kami bisa mencapai satu tujuan membelikan Asiy magic stroller sambil mengajarkan dia gimana asiknya menabung. Semoga kebiasaan ini tertanam selalu di benaknya, sekarang pun setiap Asiy menerima atau gak sengaja melihat uang dimanapun, dia selalu mengingatkan ibu buat nabung di celengannya, dengan cara melinting uang dan dilipat biar bisa masuk ke sedotan, seperti yang saya lakukan setiap harinya kalau melihat pecahan 2000an.

Ohiya buat yang penasaran saya dan Asiy model menabungnya bagaimana? Kayak gini ya teman-teman, setiap ketemu kembalian receh selalu sisihkan pecahan 2000an, uangnya digulung dan dimasukkan ke potongan sedotan kecil-kecil lalu disimpan ke dalam toples bekas. Kalian juga bisa bikin hiasan-hiasan cantik atau ditempel target/ceklist menabung biar nabungnya tambah semangat lagi.

Asiy pun mengikuti apa yang dia lihat, sambil berkata "ibuk, ayo nabung". MasyaAllah Tabarakallah.

Suatu Hari di Rumah Sakit bersama Si Kecil


Selama 7 hari 6 malam kami merasakan menginap di Rumah Sakit yang membuat kami belajar banyak hal dan introspeksi diri, yah anggap saja sedang staycation gapapa lah yaah. Biar senang lah hati ibuk ini! Masa-masa seperti ini bisa saja disebut sebagai kilas balik di kehidupan Asiyah. Yaps, dalam kondisi sedemikian rupa dia yang baru saja menginjak usia 2 tahun harus mengalami berbagai macam perubahan di hidupnya semenjak menjalani rawat inap di rumah sakit akibat Bronkopneumonia. Kasian, sedih, dan berkecamuk pikiran saya memikirkan si kecil yang lemas karena tidak nafsu makan.

Awal Mula Masuk ke Rumah Sakit

Semua berawal dari Asiy yang tertular batuk pilek di lingkungan sekitar rumah. Bukan cuma Asiy, saya dan mama pun juga ketularan karena yang paling banyak berinteraksi dengan Asiy. Kami pikir ya seperti batuk pilek sebelumnya, malah Asiy jarang sekali minum obat karena biasanya dalam 2-3 hari bapilnya langsung mereda. Kali ini kasusnya berbeda. Sudah dari Senin, 5 Juni 2023 gejala batuk pilek itu muncul, kami sekeluarga merasakan hal yang sama. Terutama Asiy yang masih kecil dan merengek di tengah malam, terbayang kan gimana susahnya dia mengatur pernafasan dengan kondisi hidung tersumbat. Sampai dengan Jum'at pun tidak kunjung membaik, akhirnya kami memutuskan untuk periksa di Klinik Faskes 1 dengan BPJS dan diberikan obat-obatan untuk diminum. Sudah 3 hari kami minum obat, bukannya membaik malah Asiy menunjukkan tanda-tanda yang bikin saya kepikiran terus menerus. Sampai bertemu dengan Senin lagi tepatnya 12 Juni 2023 malam hari, sepulang kerja Asiy menunggu saya di luar rumah, dia asik bermain dengan teman sebayanya. Saya perhatikan cara bernafasnya yang tidak biasa. Sebenarnya sudah dari hari Minggu saya curiga ada yang tidak beres, karena Asiy tidur dengan kondisi perut kembang kempis dan nafas berat pendek-pendek. Termasuk dari video yang dikirim mama saya Senin pagi ketika dia belajar menggunting, dadanya seperti sesak pun perutnya terlihat naik turun dengan ritme yang pendek-pendek. Bukannya parno atau bagaimana, cuma ini sudah tidak bisa dibilang normal lagi.

Saat itu suami mulai mengajak saya ke UGD, dengan pikiran yang penuh pertimbangan, akhirnya saya memutuskan untuk membawa Asiy ke UGD Klinik Faskes 1 sama dengan waktu periksa bapil kemarin. Karena waktu itu sudah terlalu malam, dokter jaga di klinik sudah pergi ke Rumah Sakit tempatnya bertugas. Asiy sempat diperiksa oleh perawat yang ada, suhu tubuhnya sekitar 37.8 C dan saturasi oksigennya sekitar 87-88, perawat pun merujuk kami untuk segera membawa Asiy ke UGD Rumah Sakit. Tanpa banyak babibu, meskipun berangkat tanpa memakai helm, saya dan suami tancap gas membawa Asiy ke Rumah Sakit yaitu RS Citra Medika tempat dia lahir. Ini kedua kalinya saya kesini dengan kondisi yang berlainan, sebelumnya saya berbahagia karena mau ketemu calon bayi, sekarang bayi itu berusia 2 tahun dan harus di rawat disini lagi. Sedih sangat!

Perawat yang kami temui di UGD meminta saya untuk membaringkan Asiy di ranjang, kami pun menjelaskan beberapa hasil periksa di klinik sebelumnya. Dokter jaga di UGD memeriksa Asiy dengan kondisi nafas yang sama, berat dan ada suara grok-grok. Sampai akhirnya dokter memutuskan supaya Asiy opname disini, saya dan suami pun langsung mengiyakan asalkan yang terbaik buat Asiy. Saat memasangkan infus, perawat sekalian mengambil sampel darah untuk diuji laboratorium. Lalu dokter pun meminta saya mengikuti perawat untuk melakukan rontgen dada. Selang beberapa menit hasil tes dan rontgen pun keluar, hasilnya? Yah seperti yang kita pikirkan, ada yang tidak beres dengan pernafasannya. Hasil rontgennya menunjukkan paru-paru yang penuh dengan lendir dan hasil lab darahnya menunjukkan jumlah leukosit tinggi yang mana menandakan bahwa terjadi infeksi di dalam tubuh Asiy. Ohiya, saya tidak tahu soal administrasi Rumah Sakit karena semua diurus oleh suami saya, yang jelas waktu itu suami cuma bermodal KTP saya (karena KTP suami ketinggalan, haha) dan Kartu BPJS Asiy saja. Sambil mengurus administrasi suami diminta untuk membeli selang nebule dan oksigen untuk keperluan perawatan di RS, kenapa beli? Karena keperluan selang-selang ini tidak tercover BPJS yah teman-teman, jadi harus sedia sendiri, syukur kalau udah punya dibawa aja, tapi karena ini pengalaman baru bagi saya jadi ya harus beli untuk pertama kalinya. Setelah itu perawat menyarankan untuk mulai melakukan nebule pertama, yaps betul, karena masih menunggu kamar inap, kami masih melakukan semuanya di ruangan UGD. Bagaimana pengalaman pertama Asiy diinfus dan diuap? Alhamdulillah waktu diinfus Asiy cuma menangis kaget dan langsung tenang, tapi semua berubah semenjak nebule menyerang, alias Asiy mulai ngereog segala rupa sampai mau dicopot masker nebule dan selang infusnya.

Perasaan ibu campur aduk melihat Asiy yang masih kecil harus diinfus dan nangis-nangis karena diuap, ibu tau ini pengalaman pertama buat Asiy, banyak hal-hal asing yang tidak biasa dia temui, apalagi dengan kondisi dada sesak dan sambil menangis tersedu-sedu karena takut dengan suara selang nebule. Ibu masih gak percaya harus mengajak Asiy ke Rumah Sakit seperti ini, karena sehari sebelumnya dia masih ceria main kuda-kudaan bahkan sebelum kami bawa ke UGD tadi dia sempat bermain heboh dengan teman sebayanya. Memang Allah selalu punya rencana terbaik di balik semuanya, dan yang terbaik saat ini adalah merawat Asiy di bawah pengawasan dokter dan perawat. Satu hal lagi yang ibu pikirkan sambil memeluk Asiy adalah kerjaan besok gimana ya? Apa boleh izin? Apa harus masuk? Izinnya gimana?

Setelah kami mendapatkan ruangan, perawat langsung menyediakan kursi roda untuk saya dan Asiy, lalu dibantu dorong sampai ke ruang Eboni 5 tempat Asiy dirawat sampai sembuh seperti sekarang. Sampai di kamar, Asiy cuma mau tidur sambil dipeluk sama saya, saya pun ikut naik di ranjang. Sambil mengayun-ayunkan Asiy, saya kembali kepikiran tentang kerjaan dan cara ambil cuti besok gimana? Untuk saat itu yang saya mau cuma besok libur dan menemani Asiy full seharian, karena memang Asiy masih rewel dan gak bisa lepas dari saya. Akhirnya saya WA ke semua rekan kerja saya untuk koordinasi masalah kerjaan, ke personalia terkait prosedur izin dan besok paginya memberanikan diri WA ke direktur perusahaan mengenai masalah yang saya alami.

Cerita Beberapa Hari - Masa Penyembuhan

Malam pertama Asiy tidur di rumah sakit, dengan kondisi dada-perut kembang kempis, terlihat dia yang kesulitan mengambil nafas dan tidurnya dibantu dengan selang oksigen. Meskipun tidak nyaman, kadang juga merengek minta dilepas, kami pun sesekali memasangkannya lagi, atau sekedar ditempelkan dekat hidungnya saja, paling tidak ada oksigen yang masuk di tubuhnya. Ya Allah, begitu sulit ujianmu untuk Asiy, meski dengan tangisan kecilnya tapi Asiy terlihat ikhlas menjalani ini semua. Iya, dia emang mode pasrah gitu anaknya. Asiy hebat, anak baik dan sholehahnya ibu.

Keesokan paginya drama hari pertama pun dimulai, Asiy yang awalnya masih aktif dan ceria, dia beneran seperti anak yang sedang kesakitan, lemah letih lesu lunglai, tidak mau makan dan minum susu, cuma mau digendong ibu dan gak betah di atas kasur, masih adaptasi dengan rutinitas uap nebule sehari 3 kali yang kadang masuk kadang nggak, bikin dia trauma setiap melihat perawat datang dengan suntikan cairan nebule dan suara desis dari alat oksigen. Asiy cuma mau jalan-jalan di sekitar rumah sakit, 1 lantai kami telusuri, kadang bertiga dengan bapak, atau cuma berdua digendongan ibu untuk sekedar melihat truck di luar Rumah Sakit. Iya, Asiy yang anaknya eksplorer banget ini, gak bisa harus diem di dalem kamar, menghitung truck dan bus di jalan raya depan RS sudah lebih dari cukup buat Asiy. Belum ada setengah hari, mungkin kami berputar-putar di lantai 2 ini sudah hampir 5 kali atau lebih. Selepas dhuhur Asiy sudah aktif kembali, dia masuk ke lemari kamar inap, membuka tutup pintu toilet dan berlarian di ruang kamar dengan kondisi tangan diinfus, nah ibu yang bagian pegangin kantong infusnya. Ya Allah kalau ingat paginya lemas gitu, sekarang ini malah kayak gak lagi sakit dong.

Tepat di hari Selasa pagi, dokter anak yang bertugas datang bersama dengan rombongan dokter-dokter muda (sepertinya masih masa residensi ya) berkunjung dan melihat kondisi Asiy, dari sini saya menguping penjelasan dr. Anggono, Spa yang menjelaskan bahwa gejala-gejala yang dialami Asiy saat ini menunjukkan adanya radang paru-paru. Salah satu dokter muda pun mengiyakan dengan menyertakan data hasil rontgen, betul Asiy terkena Bronkopneumonia. Wah dari namanya aja kelihatan serem banget ya bun. Sejak saat itu isi HP saya isinya pencarian tentang "Bronkopneumonia pada balita" dari Google, Youtube maupun Tiktok. Saya mencoba menggali sedetail mungkin tentang Bronkopneumonia, bagaimana gejala? penyembuhan? terapi? obat? apakah berbahaya atau tidak? Sampai-sampai kerja pun tidak fokus karena kepikiran kondisi anak di rumah sakit. Syukurlah di hari kedua Asiy tidak terlalu rewel, karena bapak pulang ke rumah dan kembali lagi membawa barang-barang kesukaan Asiy. Bantal kesayangan, buku cerita, soundbook, dan boneka kelinci. Mama cerita kalau Asiy pintar pas ditinggal Ibu kerja, seharian betah duduk di atas kasur sambil bermain-main. Alhamdulillah sempat kepikiran Asiy bakalan 'kelayu' alias cari-cari ibunya, ternyata malah pinter dan nurut banget. Yah sesekali rewel di saat jadwalnya uap nebule dan minum obat, bisa dibilang nangis tantrum. Sampai di awal-awal nginap kami pun belum terlalu maksimal menjali pengobatan terapi uap, karena memang Asiy yang nangis menolak, obat pun sedikit-sedikit saja yang masuk. Jadi pada 3 hari pertama di rumah sakit, Asiy belum menunjukkan perubahan, akhirnya dirujuk untuk menjalani fisioterapi dada supaya melancarkan jalan nafas dengan mengeluarkan lendir secara maksimal.

Hari ketiga ini Asiy mulai menjalani fisioterapi dada bersama dengan perawat ahli, ditemani mama tentunya karena saya harus bekerja. Betul, selama beberapa kali fisioterapi, saya belum pernah menemani Asiy secara langsung, sesekali cuma dikasih cerita saja bagaimana tingkahnya Asiy saat fisioterapi. Alhamdulillah dia pintar dan tidak rewel, nurut apa kata perawatnya, meskipun agak males sedikit di beberapa gerakan senam. Jadi dari cerita mama, fisioterapi yang dilakukan yaitu dengan memberikan sinar hangat pada punggung dada dan melakukan beberapa gerakan senam untuk melancarkan jalan nafas.

Tepat di hari Kamis, dokter yang menangani Asiy berubah orang, karena di pertengahan bulan ini harus bergantian dokter spesialis anak yang bertugas sesuai dengan kebijakan rumah sakit, nah sekarang Asiy ditangani oleh dr. Debora, dokter anak cantik dan friendly banget. Jika dokter sebelumnya fokus pada pengobatan, untuk dokter Debora ini melanjutkan dengan "membenarkan" pengobatan kami. Alias membenarkan cara pendamping pasien dalam memberikan obat dan perawatan. Jadi sebelumnya uap nebule yang kami lakukan beberapa kali sehari itu masih kurang tepat, karena Asiy tidak pakai masker uap dan hanya berupa selang didekatkan ke hidung saja, sehingga obat uap tidak masuk secara maksimal ke rongga paru-paru. Nah sama dokter kali ini, kami diminta untuk memasangkan masker uap, hidung harus benar-benar tertutup masker sehingga obat uap bisa terhirup, meski harus memaksa dan setengah menyiksa, "gapapa bu, harus dipaksakan memang, biar adeknya juga cepat sembuh, ini demi kebaikan anaknya lho bu". Wah tertampar hati bapak, ibu dan mama uti dengar pecutan semangat dari dokter. Akhirnya mulai hari itu juga, meskipun Asiy ngereog, bertingkah tidak karuan, bapak dengan sigap mengunci kaki dan tangan, sedangkan mama atau ibuk bertugas memasangkan masker uap. Asiy tidak pernah berhenti menangis saat diuap, sekalipun, dia sampai hapal kalau ada perawat masuk ruangan bawa suntikan, berarti dia waktunya menjalani perawatan dengan mesin uap. Ohiya, semenjak dipegang dokter yang baru, kami juga dipinjami mesin khusus untuk uap, supaya terapinya lebih maksimal gitu katanya, semaksimal itu usaha dokter biar Asiy cepat sembuh. Setelah melewati drama uap nebule penuh tumpahan air mata, lega sekali kami saat melihat hasilnya. Kenapa? Karena Asiy detik itu juga langsung muntah lendir sangat sangat banyak. Nih ibu spill gambarnya, mon maaf pakai sensor ya, karena gak semua pembaca memiliki jiwa yang kuat. Hihi

Nah di hari kedua setelah melewati penguapan yang super ketat, Asiy diperiksa oleh dokter fisioterapinya. Alhamdulillah kata beliau kondisi nafas Asiy sudah tidak seperti pertama kali menjalani terapi, tandanya keadaan paru-parunya saat ini sudah mulai lega, lendirnya sudah mulai berkurang dan nafasnya sudah tidak grok-grok lagi, dokternya pun bilang kalau besok sudah tidak perlu fisioterapi lagi. Alhamdulillah wa syukurillah. Berarti Asiy sudah menunjukkan progres yang signifikan.

Masuk pada keesokan harinya, saat ibu pulang kerja dan membawa perlengkapan dari rumah, ibu datang  masuk ke kamar ranap melihat bapak dan mama sedang memegangi Asiy, masih dengan drama ngereog saat diuap. Setelah itu mama dan saya bergantian, saya lihat kondisi bekas infus Asiy seperti habis dibuka, ternyata betul, karena terlalu banyak bergerak akhirnya darahnya bocor sehingga mengotori perban infus. Dan waktu saya yang jaga Asiy, kondisinya sudah diperbaiki oleh perawatnya. Nah tapi disini drama baru di mulai, karena saat Asiy nempel ke saya, dilihat-lihat dan dirasa-rasakan kok tangannya basah terus yaa, dan perban infusnya selalu terbuka, tidak mau nempel meskipun saya kembalikan sendiri, dan kondisi tangan Asiy basah seperti habis cuci tangan, basahnya sampai ke bawah papan penyangganya. Melihat kondisi yang tidak wajar ini, saya minta bapak untuk memanggil perawat, setelah dibuka perban-perbannya, saya kaget dong ternyata bocornya ini malah dari lubang infusnya itu sendiri. Kebayang gak sih? Lubang yang ditusuk jarum infus keluar air sangat banyak, disini perawatan menjelaskan kalau tubuhnya Asiy sedang menolak cairan infus. Akhirnya perawat memutuskan untuk melepas selang infus tersebut, mengingat kondisi Asiy yang sudah mulai membaik dan besok juga akan tes darah observasi kedua, kata perawatnya gapapa sambil dianyakan ke dokter apa perlu dipasangkan kembali atau tidak. Alhamdulillah selang beberapa menit, perawat kembali dan bilang kalau Asiy diminta istirahat tanpa infus. Sehingga di hari Sabtu malam itu Asiy sudah terbebas dari selang infus. Saya berpikiran kondisi seperti ini yah wajar saja ya, karena Asiy sudah diinfus hampir 7 hari, kasian juga kan badannya, bisa jadi ini bentuk penolakan alami dari dalam tubuhnya. Eits jangan dikira sudah lepas infus berarti sudah lepas terapi uapnya. Meskipun infus sudah dilepas, Asiy tetap harus menjalani terapi uap nebule, yah tentunya gerakan berontaknya semakin bebas karena sudah tidak diinfus lagi. Tapi bapak, ibu dan uti sigap dengan gaya kuda-kuda supaya Asiy tidak lepas. Haha

Pas di hari Minggu pagi, Asiy bangun seperti biasa namun dengan perasaan aneh karena sudah tidak ada selang infus di tangannya. Tangannya masih kaku dan berlagak seperti ada infusnya, sesekali ibu ingatkan buat menggenggam karena tangannya sudah bebas, mungkin karena belum terbiasa saja. Hari ini kami awali dengan sarapan dari warung sekitar rumah sakit. Belum juga siang hari, kami order makanan online Mie Gacoan dengan harapan Asiy juga bisa ngemil mie gorengnya. Alhamdulillah sedikit-sedikit Asiy pun mau makan. Tetap dengan tingkahnya yang lucu dan aktif, Asiy mengajak kami keliling lantai 2. Namun karena Asiy ini anaknya suka eksplorasi, akhirnya kami ajak turun menggunakan lift untuk membeli beberapa camilan di minimarket yang ada di rumah sakit ini. Reward sederhana buat Asiy karena sebelumnya sudah berani diambil sampel darahnya untuk tes laboratorium, ibu lumayan gak tega harus lihat tangan Asiy ditusuk-tusuk jarum suntik beberapa kali karena pembuluh darahnya susah ditemukan, jadi darahnya malah tidak keluar-keluar. Untungnya Asiy kuat banget, cuma nangis ala kadarnya karena kaget ditusuk jarum beberapa kali, setelah itu dia bisa guyon dan ceriwis lagi. MasyaAllah. Sambil menunggu hasil lab, kami habiskan waktu bermain-main di dalam kamar berempat. Jujur dengan perasaan was-was kami bereskan semua barang bawaan Asiy berharap jika hari itu juga bisa pulang. Meskipun belum tau hasil lab dan keputusan dokternya bagaimana, tetap optimis saja gapapa gak ada salahnya dicicil siapa tau beneran pulang kan. Sekitar habis sholat Ashar, seorang perawatnya kembali ke kamar kami membawa obat uap dan membawa kabar bahwa hasil laboratorium Asiy sudah keluar. Namun yang kami dapatkan malah kabar yang lumayan bikin insecure, perawat bilang bahwa hasil lab menunjukkan leukosit semakin tinggi dibanding hari pertama masuk. Lho kok bisa? Dengar kabar buruk seperti itu, hati ibu seperti mencelos dan mengubur harapan buat pulang hari itu juga. Beberapa kali ibu cuma bilang dan mbatin "gapapa berapa hari pun, yang penting Asiy bisa sembuh total", berusaha menenangkan diri dengan pikiran yang tidak karuan. Akhirnya kami menikmati saja suasana rumah sakit seperti malam-malam sebelumnya, bahkan Asiy aja sudah mulai terbiasa disini serasa staycation di hotel berhari-hari, anggap rumah sendiri ya dek. Lapas sholat Isya' kami bersantai-santai di kasur, bapaknya sedang ada urusan kerjaan di rumah, jadi di kamar hanya ada Asiy, ibu dan mama saja saat itu. Saat keasikan bermain sambil tengkurap di atas kasur, tiba-tiba ada perawat masuk membuka tirai kamar Asiy sambil membawa kabar bahagia yang kami nanti selama ini "Ibu, ini Asiyah sudah boleh pulang kata dokter Debora, silahkan diurus administrasi pulangnya ya bu". Ibu dan mama uti tidak berhenti bersyukur sebanyak-banyaknya, langsung mama turun ke lantai 1 mengurus dokumen kepulangan dan saya beresin barang sisa sambil menggantikan baju Asiy.

Akhirnya Kembali Pulang ke Rumah Tercinta

Rekap 7 hari di RS turun 1.2kg

Alhamdulillah selama 7 hari 6 malam, Asiy sudah diperbolehkan pulang meskipun belum sembuh total dari batuknya, dengan kondisi belum hilang nafas pendeknya, tetapi dokter meyakinkan kami, dia dibolehkan pulang karena kondisi paru-parunya sudah plong, sudah tidak ada lendir yang menyumbat jalan nafasnya. Dengan perasaan was-was karena hasil lab yang lumayan bikin deg-degan sebelumnya dan dengan rasa syukur serta bahagia akhirnya bisa kembali tidur di rumah, kami mengurus keperluan administrasi pulang, dokternya juga berpesan untuk tetap strict minum obat-obatan supaya bisa sembuh total. Alhamdulillah meskipun banyak drama dan halang rintang, minum obat bapil yang super pahit, antibiotik, vitamin zinc, vitamin probiotik, dan apalagi ya, banyak banget pokoknya sampai kasian kalau lagi sesi minum obat-obatan. Tetapi hasil tidak menghianati usaha, pelan-pelan nafasnya mulai membaik dan teratur, batuk-batuknya pun sudah mulai berkurang. Saat kontrol pertama Asiy sudah dinyatakan sembuh oleh dokternya dan tidak perlu kontrol kedua lagi, asalkan selalu jaga pola makan utamanya. Ohiya karena sakit ini berat badan Asiy turun hingga 1.2 kg, perubahannya ketara sekali, anaknya kelihatan kurus dan pipinya tirus. Tenang gapapa, sebentar lagi pasti kembali lagi ke BB semula. Ayo semangat kejar BB ideal lagi biar kelihatan ginuk-ginuk ya dek.

Alhamdulillah banyak sekali rasa syukur ibu yang ingin disampaikan dan tidak bisa disebutkan lengkap satu per satu :

  • Bersyukur Asiy saat ini sudah besar, dia paham dan mengerti serta bisa menyuarakan rasa sakitnya
  • Bersyukur Bapak ada di rumah menemani Asiy opname, padahal biasanya kerja lapangan di luar kota
  • Bersyukur pakai BPJS yang menanggung semua biaya RS
  • Bersyukur diberikan dokter-dokter yang selalu memberikan usaha terbaik untuk kesembuhan pasien
  • Bersyukur Asiy dirawat oleh staff perawat RS yang baik hati dan ramah
  • Bersyukur diberikan teman-teman kerja yang kooperatif saat ditinggal izin tidak masuk (meskipun harus potong gaji, gapapa ibu ikhlas)
  • Bersyukur diberikan tetangga-tetangga yang sangat peduli, baik saat Asiy di rumah sakit maupun saat Asiy sudah pulang ke rumah
Dan masih banyak lagi yang bisa kami ambil hikmahnya dalam semua kejadian ini, beberapa hal yang bisa kami syukuri selain dari poin-poin diatas, dan bisa kami jadikan sebagai pelajaran untuk bekal membersamai si kecil. Doain Asiy tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sholehah, sehat dan bahagia selalu yaa om dan tante. Love sekebon 💚