Kepergian


Ketika manusia menyadari kepergian manusia lain
Mungkin akan terasa amat sakit, memang
Bahkan atmosfer yang sering kali ia rasakan serasa berubah dalam kejap mata
Gelap, abu-abu, menyala, sendiri dan sepi bahkan sunyi
Hanya hilang yang ia rasakan
Menata jiwa seakan tegar menatapnya
Merangkai hati seakan kuat menjalani ini
Menyusun serpihan kecewa
Menjadi sebuah kebahagiaan yang akan bereinkarnasi kembali
Dia sadar, kala ia akan membuka lembaran pahit yang ia simpan
Pasti ada saatnya akan terulang meski tak diharapkan
Dan kala dia akan mengulang-ulang kebahagiaan yang sengaja ia rapikan
Namun sulit untuk membangun kesendirian bahagia
Yang terukir tanpa bayangan pahit masa lama
Manusia ada saatnya lupa
Tapi kenapa tak mudah untuk lupa kejadian yang ingin kita lupakan
Kenapa kebahagiaan itu begitu mudah menghilang disaat kita ingin menutup kesenjangan duka
Manusia akan kuat, hanya senyum yang bisa ia sematkan
Canda tawa yang sering ia tampilkan
Meskipun yang ia rasakan adalah kesedihan
Tapi berbeda saat ia akan memupuk dan merawat bibit bahagia
Yang ia ciptakan tanpa keinginan lupa atau amnesia sekarang

Bangkitlah!


Aku tau, aku sadar, aku bahkan paham
Apa? Siapa? Bagaimana? Aku sanggup
Bahkan dengan ukiran tipis senyuman itu
Sudah menyiratkan arti yang nampak
Ternyata aku begini begitu menerima
Aku bisa, kamu ada, pergi, kembali pula mereka
Aku hanya untuk bagian mereka yang saling mengerti dan memahami
Antara aku dan dia, bukan aku, hanya dia
Aku bangkit, aku percaya aku bukan manusia yang mudah
Aku kuat untuk maju kedepan
Hanya untuk mereka
Dan kamu yang menjadi misteri
Sebagai orang lainnya yang belum saatnya datang sekarang

Aku, Kamu, Dia dan Mereka


Dan pada suatu titik dimana kenyataan membelenggu harapan kosong
Aku, kamu, dia dan mereka
Sedangkan kamu bertemu dia dalam gusar kebahagiaan
Dan aku hanya dengan mereka bercerita sayat kepedihan
Namun disaat itulah, aku kembali menjadi wanita
Yang tegar, yang kuat, dan penuh keteguhan
Tersenyum pada kamu dan dia cukup keikhlasan 
Sedang menampakkan raut jalan kesedihan kepada mereka
Yang tersenyum penuh ikatan paksa
Namun tetap bahagia dengan jalan-Nya
Bersyukur penuh kesadaran
Dan semua akan bangkit, indah, tepat dan tegak pada waktunya
Aku punya hidup dan takdir
Kamu punya keputusan dan perbedaan
Dia punya mendapatimu sama
Mereka punya keteduhan
Dan semua punya yang aku, kamu, dia dan mereka ada
Dan ini menuntut aku untuk tersenyum
Berperasaan, dan berpikir penuh kejelasan yang sejajar dengan realita