Serba-Serbi Mudik Lebaran 2024 - Tips Mengatur Pengeluaran

Serba Serbi Mudik 2024 Tips Mengatur Pengeluaran
Assalamua'alaikum, jangan bosan yuk ikutan ngitung mundur tulisan yang saya buat untuk challenge Ramadan 2024, dan kali ini sudah masuk tulisan ke 14 nih ya. Tepat di hari ke 27 Ramadan pada saat saya menulis intro ini, diperkirakan akan menjadi hari dimana puncak mudik lebaran 2024 terjadi. Mungkin sekitar tanggal 6-7 April 2024 para warga +62 akan melakukan mudik ke kampung halaman masing-masing.

Menurut survey yang dijelaskan dalam laman web Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK RI), diperkirakan ada sekitar 193,6 juta orang yang akan melakukan mudik Idul Fitri 2024, dimana sekitar 18,3 persen dari pemudik memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi, wow paling banyak diantara pilihan mode transportasi lain nih teman.

Secara otomatis pengguna jalan tol juga semakin meningkat di puncak arus mudik. Hal tersebut juga berlaku untuk ruas-ruas tol utama yang ada di sepanjang Pulau Jawa. Waduh ngebayangin jalan tol yang macet, bakal seramai apa ya kira-kira.

Oleh karena itu para warga Indonesia disarankan untuk menghindari tanggal "horor" tersebut, tak sedikit juga yang memilih untuk mudik lebih awal. Keren sih, bisa libur awal, gimana caranya ya? Kantor ibuk cuma dapat jatah cuti bersama seminggu, eh Sabtu ini aja masih masuk sesuai kalender kerja. Haha

Serba-Serbi Mudik Lebaran 2024

Mumpung lagi hype ngomongin soal mudik nih, yuk kita bahas serba-serbi mudik lebaran 2024 yang lagi viral di kalangan netizen, bahkan di TikTok juga sering dibahas tentang vibes mudik yang bikin kangen banget, sekalian mau cerita pengalaman pribadi soal persiapan mudik tahun ini yaah.

Mudik dengan Beban Overload

Kendaraan Beban Overload
Tradisi mudik menjelang lebaran sudah dilakukan sejak nenek buyut kita, tergantung anak cicitnya saja nih dapat jodoh orang mana, kalau kepleset ke tetangga sebelah ya gak bakal ngerasain mudik lagi, yekan. Hehe

Saat kembali ke kampung halaman pasti tidak dengan tangan kosong, ada barang-barang yang harus dikemas dan dibawa pulang, contoh misalkan baju sekeluarga. Belum lagi biasanya ada yang membawa bingkisan atau hadiah untuk orang tua, semakin banyak yang disiapkan semakin bingung bawanya gimana. 

Bahkan ada beberapa orang yang sengaja membawa barang bawaan melebihi kapasitas kendaraan saking banyaknya. Bukan hanya di lebaran tahun ini saja, sepertinya tahun-tahun sebelumnya pun sudah biasa jika melihat kendaraan mudik dengan beban yang overload seperti ini.

Saya bukannya mau berkomentar soal kendaraan yang overload tadi yah, karena kan yang mengerti kondisi dan kebutuhan adalah pemudik itu sendiri. Bukan juga mau membenarkan yang seperti itu, karena kalau mudik dengan membawa beban overload itu juga berbahaya lho temans. Usahakan jumlah bawaan yang sesederhana mungkin.

Nah disini saya hanya ingin menghimbau untuk para pengendara kendaraan pribadi saat hendak mudik, baik itu motor atau mobil, dan juga transportasi umum, jangan lupa selalu berdoa dan berhati-hati selama berkendara yah, ingat ada keluarga besar yang menunggumu pulang.

Mudik Membawa Pesan Keluarga

Pesan untuk Keluarga
Selain pemandangan motor atau mobil yang 'mencotot' dan tersiksa oleh majikannya (re:penumpangnya), ada juga nih beberapa pemudik yang bikin haru sekaligus bikin kita tertampar oleh kenyataan. 

Beberapa diantara mereka ada yang sengaja menuliskan pesan-pesan di secarik kertas dan menempelkannya pada bagian belakang kendaraan atau barang bawaan. Sehingga para pengendara lain yang ada di belakangnya bisa melihat dan membaca tulisan tersebut.

Tulisan ini biasanya berupa kata-kata motivasi yang relate banget buat para perantau jauh. Kadang ada juga yang menuliskan kalimat candaan yang hanya bermaksud untuk hiburan saja. Namun kebanyakan tulisannya memiliki pesan tersirat yang menyentuh, terkhusus untuk keluarga mereka yang sedang menunggu di rumah.

Tertangkap Netizen Bawa "Jimat" Masuk Jalan Tol

Bawa Jimat Masuk Jalan Tol
Kali ini cerita paling absurd yang datang dari sobat kuliah dulu, sekitar tanggal 5 April kemarin, teman saya Ambo panggilannya, dia melakukan perjalanan mudik dari Jakarta-Sragen melalui jalan tol. Saat itu dia bersama dengan temannya yang saya kenal juga, Mbak Yessy, sama-sama asal Sragen yang merantau ke Jakarta.

Di tengah jalan mereka berdua bertemu dengan kejadian aneh bin ajaib, mobil di samping kanan depan mereka ada sesuatu menggantung pas di sekitar plat nopolnya. Setelah didekati ternyata bentuknya seperti kolor cewek, tau lah ya apa, semp*k gitu lho parah 🤣

Saya verifikasi ulang dengan bertanya apakah itu beneran? Ternyata video itu Ambo sendiri yang ngerekam, dan beneran ketemu seperti itu di jalanan. Kami pun chatting dengan berandai-andai, untuk apakah benda itu?

Mbak Yessy berspekulasi kemungkinan sebagai penangkal hujan, Ambo menambahkan ada celah pesugihan juga yang menggunakan jimat seperti itu. Tapi bisa jadi hanya sebagai sensasi yang dibuat-buat karena vibes mudik lagi viral, atau emang lupa nyantolin kesitu tapi gak dilepas, atau bahkan bisa jadi mereka gak tau dan ada orang iseng memasang hal seperti itu. Wallahualam, hanya Allah yang Maha Mengetahui. Wkwk

Jadi Mudik Apa Nggak Nih?

Jadi mudik nggak yaa?
Kerisauan yang terjadi antara saya dan suami. Rencana mudik bahkan sudah kami putuskan sejak tahun baru 2024. Saat itu kami main ke Jogja karena bapak ada agenda meeting pekerjaannya. Kami jadi kepikiran, udahlah bisa ke Jogja tapi belum bisa ke Semarang untuk ke rumah akungnya Asiy, dah lama banget gak main kesana. Apa pas lebaran aja ya? Yah awalnya memang baru rencana saja tanpa ada persiapan yang matang. 

Hari semakin jauh, bulan berganti sampai kami bertemu Ramadan di tahun ini. Sayangnya tabungan belum mencukupi untuk mudik, sebenarnya bapak ada honor kerjaan saat awal puasa kemarin, tapi pucuk dicinta ulam tak tiba alias yang ditunggu belum keluar hilalnya. Kami pun kebingungan dengan rencana mudik yang belum juga kami susun tapi dah kelihatan memaksakan dompetnya. Hehe

Udah tanya-tanya soal sewa kendaraan yang ternyata harganya naik 2x lipat, yah wajar lah kan puncak Ramadan pasti harga sewa pun gak bisa dipatok dengan tarif normal. Minggu-minggu terakhir Ramadan, kami disibukkan dengan berhitung dan bertanya, jadi mudik gak nih? Gak jadi aja ya? Eh jadi aja lah eman, tapi mau pakai modal yang mana?

Dengan mengais sisa-sisa di ATM kami pun memutuskan tetap berangkat ke Semarang sekitar tgl 9 April 2024.Dah semua yang ada kami pakai dulu, kata bapak ntar pasti diganti sama Allah. Tabungan Reksadana, Tabungan Asiy, Tabungan Tabletnya Ibuk, sisa THR dan gajian ibuk setelah dikurangi biaya bulanan. Mantap sekali, ini aja kami masih khawatir takutnya kurang dan ada pengeluaran dadakan. Bismillah Allah selalu cukupkan! 

Tips Mengatur Pengeluaran saat Mudik Lebaran

Berkaca dari pengalaman saya di atas, mudik tanpa persiapan finansial, fisik maupun mental akan menjadi sangat berat jika dilakukan dengan terpaksa. Seperti yang kita ketahui bahwa mudik bukan hanya sekedar kembali pulang, tapi juga membutuhkan biaya yang lumayan besar.

Oleh karena itu, diperlukan rencana keuangan yang bijak untuk mengatur pengeluaran saat mudik, supaya dompet tidak boncos karena adanya pengeluaran tidak terduga. Nah berikut ini beberapa tips yang dapat kalian lakukan untuk mengatur pengeluaran saat mudik lebaran agar finansial tetap aman sentosa selepas Hari Raya :

1. Buat Tabungan Khusus Hari Raya
Supaya tidak kalang kabut masalah biaya untuk mudik, apalagi saat waktu mudik sudah mepet lebaran. Cobalah untuk membuat tabungan khusus Hari Raya, termasuk di dalamnya adalah anggaran untuk mudik, budget membeli baju baru, dan angpao lebaran khusus ponakan dan saudara-saudara.

Tabungan khusus Hari Raya ini sangat menguntungkan buat kalian yang tidak berkesempatan mendapatkan THR tiap tahun, contohnya buat pekerja lepas atau borongan.  Meskipun kalian sudah pasti dapat THR pun juga boleh banget mengatur keuangan dengan menyiapkan Tabungan Hari Raya kok. Karena nantinya tabungan ini sama-sama memudahkan kita.

Siapkan tabungan khusus jauh-jauh hari sebelum waktunya mudik tiba. Coba menyisihkan sebagian pemasukan untuk menabung, jangan lupa disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan juga ya.

Buat kalian pengguna M-Banking bisa juga lho memisahkan kantong tabungan dan dibuat khusus untuk persiapan Hari Raya. Ada pula fitur tabungan otomatis yang dapat diatur sesuai keinginan kita.

2. Manfaatkan THR dengan Bijak
Biasanya Tunjangan Hari Raya atau THR dari perusahaan maupun instansi negara akan dibagikan menjelang lebaran, idealnya sekitar 10 hari sebelumnya. Selain THR ada pula bonusan tiap tahun yang dibagikan hampir bersamaan dengan THR. 

Apalagi kalau gajian cair hanya selisih hari dengan THR/bonusan, berasa kaya mendadak karena isi ATM berkali-kali lipat dibanding penghasilan rutin bulanan. Disinilah ujiannya, jangan sampai terlena karena nominal yang besar, lalu tanpa sadar membeli sana sini barang yang bukan kebutuhannya.

Sehingga kita harus lebih cermat dan bijak dalam mengelola THR dan bonusan yang masuk, supaya keuangan tidak melayang begitu saja, tapi dapat teralokasikan dengan baik dan benar.

3. Bikin Rencana Perjalanan dan Estimasi Biayanya
Karena menjelang hari lebaran, biasanya biaya apa saja akan naik sangat signifikan, sama halnya biaya transportasi untuk mudik yang juga naik hampir 2 kali lipat. Oleh karena itu kita harus memperhitungkan pengeluaran khusus perjalanan mudik. 

Contohnya jika ingin menggunakan transportasi umum, maka harus dipikirkan estimasinya untuk PP (pergi-pulang) sesuai dengan kenaikan harga tiket. Apabila menggunakan kendaraan pribadi, maka harus dipikirkan juga kebutuhan untuk service mobil, biaya tol dan juga bensin untuk perjalanannya.

Saya pun akhirnya bikin rencana perjalanan include dengan budget atau estimasi biaya yang dibutuhkan. Hal tersebut bertujuan untuk menghitung seberapa banyak kebutuhan yang kami perlukan untuk mudik tahun ini.

4. Budget untuk Kebutuhan Tak Terduga
Masukkan juga budget untuk kebutuhan yang tak terduga selama mudik. Contoh-contoh kebutuhan tak terduga yang tidak akan bisa diprediksi yaitu : mobil mogok atau ban bocor. Naudzubillah, jangan sampai kejadian ya buat teman-teman. 

Selain karena kondisi kendaraaan yang tak bisa diprediksi, ada pula kebutuhan yang kemungkinan bertambah, misalnya budget untuk membeli oleh-oleh untuk tetangga atau saudara saat kembali ke tanah rantau. 

Caranya bisa membuat anggaran sekitar 5-10% dari total kebutuhan mudik per tahun, dengan begitu jika terjadi hal-hal tak terduga dan membutuhkan biaya, maka kita sudah tidak perlu pusing lagi memikirkan biayanya.

5. Disiplin dengan Budget dan Catat Pengeluaran
Rencana perjalanan dan budgeting yang telah dibuat sebelumnya, dapat dijadikan patokan untuk mengeluarkan uang selama mudik. Apabila ingin membayar sesuatu harus disesuaikan dengan perhitungan budgeting agar tidak melebihi budget yang telah ditentukan. Agak kaku sih tapi lumayan untuk mengatur pengeluaran. 

Untuk mengontrol pengeluaran, bisa dengan cara mencatat harian setiap kali ada transaksi bayar membayar. Tentunya mencatat pengeluaran ini harus memiliki tekad penuh dan konsisten yang tinggi supaya berhasil dalam proses mengelola keuangan. 

Prinsipnya "budget" disini, boleh kebanyakan asal jangan sampai kurang! Lebih baik surplus ada sisa daripada minus malah nombok. Yakan. Hehe

6. Hindari Pengeluaran yang Tidak Perlu
Apabila ada kebutuhan mendadak di luar list budget yang telah ditentukan sebelumnya, usahakan tetap dalam tahap wajar dan masih masuk dalam kategori budget yang tidak terduga. Tetap diperhitungkan supaya tidak melebihi dana tak terduga yang disiapkan.

Apabila kalian memiliki kartu kredit, biasanya bisa menjadi solusi agar tidak mengganggu budget awal. Namun penggunaan kartu kredit tersebut harus tetap dibatasi dan lebih cermat memilah sesuai kebutuhan.

Ingat ya, belilah sesuatu karena kamu memang membutuhkannya, bukan menginginkannya. Penggunaan kartu kredit harus dengan bijak dan cermat, agar tidak timbul tagihan yang memberatkan setelah lebaran nanti. Kalau bisa malah hindari saja pengeluaran yang tidak perlu.

7. Siapkan Diri Apabila Tidak Sesuai dengan Perhitungan
Apabila budgeting dan rencana perjalanan tidak berjalan sesuai yang diharapkan, maka kunci pertama yang harus kita buka adalah sabar dan ikhlas. Mempersiapkan diri menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan planning kita, tetap percaya bahwa Allah adalah sebaik-baiknya perencana terindah untuk hidup kita. 

Bisa jadi waktu perjalanan tidak sesuai dengan yang kita harapkan, atau pengeluaran yang ternyata melebihi anggaran yang sudah disiapkan. Anggap saja bahwa memang seperti itulah rencana Allah, nanti akan digantikan dengan cara yang lain.

Yang penting kita sudah berikhtiar dan hasilnya kita serahkan ke Allah. Biar kalau ada yang mbeleset dikit kecewanya tidak terlalu besar. Jadi kita selalu siap dengan kemungkinan buruk yang akan terjadi.

Tips Mengatur Pengeluaran Mudik
Sekian tips yang bisa saya bagikan disini, barangkali ada yang mau menambahkan boleh juga lho sharing di kolom komentar. Semoga bermanfaat dan dapat diambil ilmunya maupun hikmahnya, pokoknya ambil yang positif dan buang yang negatif. Eaak! 

Jadi apakah kalian sudah merencanakan perjalan mudik tahun ini? mau kemana dan persiapan apa saja yang sudah kalian lakukan? Mengingat ada ratusan juta orang yang akan kembali ke kampung halamannya untuk merayakan lebaran, saya jadi ngebayangin gimana persaingan kendaraan di jalan-jalan raya nanti. Tetap berhati-hati dalam berkendara dan selalu mengutamakan keselamatan yaa!

Jangan lupa berdoa agar selalu dalam lindungan Allah SWT dimanapun kalian berada. Semoga mudiknya lancar sampai tujuan dan selamat berlebaran dengan keluarga. Happy long holiday friends!

*** 
Tulisan ini dibuat khusus untuk mengikuti BPN Ramadan Blog Challenge 2024 murni dari pemikiran random penulis dan beberapa riset online. Apabila ada kesalahan kata atau kesamaan pemilihan kalimat, mohon dimaafkan dan ditegur dengan kemurahan hati.

Kalau kalian juga mau ikut tantangan seperti ini, bisa langsung cek saja ke sosial media @BloggerPerempuan atau hashtag #BPNRamadan2024.

Tidak ada komentar

Posting Komentar