Sekolah Akselerasi Pertama di Kabupaten Mojokerto [Suka Duka]


Apasih program buru – buru ? itu loh yang pengennya cepet lulus, padahal sekolah normal juga bisa, kayak gak menikmati masa sekolah aja ya. Sebenernya ndak sengaja masuk program kayak gitu, berkat keberuntungan, dan anugerah dari Allah yang paling indah ( pikiran ) tiba – tiba ditakdirkan masuk sekolah luar biasa. Loh? Luar biasa? SLB? Iya! Sekolah SMA ku dulu termasuk program SLB di SMAN 1 Puri di daerah sana. Pertama kali ada di Mojokerto, jadi promotor sekolah lain sekarang.

Alasan kenapa kok tiba – tiba pengen nulis kayak gini, karena gak sengaja keinget masa SMA, gara – gara ada adek SMA di kosan 3 orang yang rasanya senang sekali menikmati masa SMA nya. Aku jadi kangen sekolah, kangen guru – gurunya, dan terutama kangen temen – temen.

Nostalgia dulu lah ya..

Pertama. Dari kecil emang agak susah bersosialisasinya, kebayang anak TK yang biasanya di suruh main – main sama temennya seneng banget cerianya minta ampun, disuruh jalan di tempat dengan semangatnya langsung dilaksanakan. Nah aku? Disuruh jalan di tempat aja sampai nangis – nangis dulu, pulang – pulang bukan cuma mama yang anter disana marah – marah di rumah, tapi juga ayah yang merasa malu karena aku jadi anaknya (tentara) malah ndak mau jalan di tempat. Lagi! Disuruh maju atau bertanya ke guru TK di depan kelas aja juga gak berani. Dan lagi – lagi kena marah ayah mama, tapi aku tau ayah mama gitu karena pengen anaknya normal kayak temen – temen lainnya. Kok sepertinya masa TK ku kurang bahagia, aku bahkan lupa semua temen – temenku TK kecuali yang masuk di SD yang sama. Guru – gurunya pun juga lupa, ya Allah, otakku kok mudah menghapus memori kenangan kecil lucu itu. Bukan gak bahagia kok, aku bahagia bisa sekolah sama temen – temen, kenal sama mereka semua di masa kecil.

Kedua. Masuk SD yang kata mama masuknya kecepetan, karena masuknya umur 6 tahun lebih berapa bulan. Sepertinya normal sekali di jaman SD ini, layaknya temen lainnya yang merasakan sekolah dasar. Main disaat istirahat, pergi ke kantin beli jajan, dan bawa barang – barang buat mainan. Nonton kartun tiap liburan? Aku nonton, cuma lagi – lagi aku lupa semuanya, lagu – lagu dan ceritanya, aku lupa! Jadi merasa masa SD yang kurang bahagia kalau ditanya temen – temen pernah nonton ini gak? Itu gak? Tapi jawabannya ‘aku ndak tau itu apa’, sebenernya bukan ndak tau sepenuhnya, tapi aku lupa! Eh ada lagi yang agak aneh, aku tidak bisa menghafal lengkap perkalian dari 1 sampai 100, sampai sekarang, percaya atau tidak? Haha tidak bisa menghitung kurang tambah dengan digit yang sudah berlebihan, percaya atau tidak? Yang jelas itu kenyataannya. Tapi aku suka matematika, suka perhitungan! Aneh! Lalu gimana caraku menunjang semuanya? Kecepatan tangan dan pola fikir! :3

Jaman SD, bukan pamer ya, Alhamdulillah Allah menyempatkan diriku merasakan berada di zona rank 3 besar di kelas, gak pernah jadi yang pertama, tapi tetap harus disyukuri. Sainganku ada cowok yang selalu jadi rank 1 dan cewek sahabatku sendiri yang selalu jadi rank 2. Jadi semakin mendekati kelas 6 mulai agak serius belajarnya nih, kan mau masuk SMP, jadi mengurangi main – main, dan mulai kelas berapa aku lupa, tiap sore harus les di mbk luluk daerah Pelabuhan namanya, berangkatnya naik sepeda sendiri. Aku inget betul kalau ini. Waktu SD dulu habis maghrib di sempatkan ngobrol sama ayah mama entah apapun itu, lalu isya’ sampai mau tidur belajar, dan aku sudah merasakan tidur jam 9 atau 10, tapi bangun jam 3 buat belajar. Sering!



Ketiga. Masuk SMP, favorit di daerah sana, bukan di kota sih, tapi tetep banyak yang tau pasti. Di SMP N 2 Jetis Mojokerto. Pernah gak sih merasa di kucilkan di kelas gara – gara penampilan fisik? Aku pernah! Ada yang aneh memang sama penampilanku, aku belum pakai kerudung, tidak peduli dengan penampilan karena yang aku pedulikan Cuma isi otak aja. Terus apa yang mereka kucilkan? Di kelas 7, tepatnya kelas 7c, pas ada pergantian pelajaran IPS, aku sama ketiga sahabat smpku, enak – enak ngobrol, dan ada salah satu cowok entah saya sampai lupa siapa namanya. Keterlaluan sekali sikapnya, berlebihan, karena aku yang mempunyai lebar kening yang luar biasa, hahaha kalau sekarang sih udah biasa aja dengan ini, malah bangga banget! Sikapnya sangat buat sakit hati! Aku yang gak pernah sekalipun marah dengan meluap-luap, sampai pada waktu itu, siang itu, saking aku tidak tahan dengan sikapnya, sangat berlebihan, aku ingat betul kejadiannya, aku mengeluarkan semua yang ada dalam pikiranku, dan kemudian menangis, lama sekali, di kelas, sampai guru IPS datang dan ulangan harian berlangsung pun aku masih menangis, kertas ujian basah. Dan pada hari itu, aku bertekad, aku berjanji dengan diriku sendiri, aku akan buktikan kalau fisik bukan segalanya, karena ilmu dalam otak kita lah yang akan bermanfaat untuk kemudian hari. Aku ingin buktikan ke dia, orang itu, kalau aku bisa jadi yang terbaik diantara semuanya, di SMP itu. Meskipun aku bukan siswa yang aktif, dan kurang sosialisasi dengan temen – temen beda kelas. Tapi aku janji bakal ada sesuatu yang bisa membuat guru – guru bisa mengenang kehadiranku disana, terutama membuat dia yang pernah mengejek penampilanku menyesali perbuatannya. Karena mitos orang jawa dengan kening yang lebar (jenong) biasanya orangnya pintar (amin), jadi ingin membuktikan kebenarannya. Haha

Setelah kejadian itu, Alhamdulillah punya pencapaian yang sangat memuaskan di setiap semester sampai kelas 9 dan mau lulus disana. Tidak kenal apa itu pacaran, apa itu cowok (kayaknya lupa kalau di dunia ini ada cowok) karena terlalu fokus dengan tujuan di SMP itu. Belajar dari maghrib sampai jam 12 bangun lagi jam 3, kayaknya udah jadi kebiasaan. Mengerjakan soal – soal di semua LKS yang baru saja di bagikan, selesai padahal belum saatnya, rajin sekali dulu!



Dan sepertinya hidupku mulai makin berubah saat Negara api masih begitu saja. Haha

Kenapa gi? Saat itu ada sosialisasi SMA Negeri 1 Puri di SMPku, tergolong favorite meski dengan saingan SMAN 1 Sooko RSBI di kota Mojokerto. Karena SMA Puri ini tidak mau membuka program RSBI, tapi tetap favorit buatku. Sampai saat kelas 3 pun sudah mejadi target studiku selanjutnya. Dan pada pagi itu, guru – guru dari SMAN1P (begitulah aku panggil SMA itu) mengenalkan sebuah program baru di SMAnya, akselerasi, pertama dan perdana di sekolah itu, dan di Mojokerto. Sebenernya tidak tertarik dengan programnya, tapi dengan penawarannya yang menyediakan tiket masuk suka – suka di SMAN1P apabila lolos tahap pertama program akselerasi. Sebelum kelulusan, wisuda di SMP, aku mulai mencoba melengkapi berkas persyaratan di SMA itu, jadi mumpung administrasi raport memenuhi, coba – cobalah aku mendaftar program ini, biar punya tiket masuk SMAnya sih sebenernya. TAPI TERNYATA, kok bisa ya aku dulu masuk di seleksi selanjutnya, Alhamdulillah. Mikirnya sih udah punya tiket masuk SMAN1P, kebayang kan gimana senengnya udah punya sekolah selanjutnya, disaat temen lainnya belum pada mikir mau ke SMA mana. Pas di seleksi lagi, wawancara dan psikologi serta IQ. Berapa sih IQ minimal anak aksel? Yang pada penasaran, kalau di sekolahku minimal 130, jadi jangan tanya IQ saya berapa yaaa, ini rahasia!  eh ternyata lolos lagi, sebenernya dulu udah mikir masuk regular aja, biar bisa bareng temen – temen lainnya. Tapi nomer lolosku menyatakan kebalikannya, malah memberi peluang untuk masuk. Padahal pas wawancara aku sempet nangis lho gara – gara ditanyain gimana tanggapanmu dan nasib temenmu kalau kamu masuk program kayak gitu. Nangis lho! Kok ada orang di wawancara kayak gitu aja sampai nangis T.T sekarang baru sadar kalau itu aneh! Alhamdulillah disyukuri saja masuk kelas perdana, pertama di Mojokerto, akselerasi ini. Apasih aksel? Jadi sekolahnya itu yang biasanya SMA ada 3 tahun kan, nah ini dipersingkat jadi 2 tahun aja.



Jadi mulai masuk di suka dukanya nih. Lama banget intronya yak. Pasti pada tau lah ya, gimana rasanya kita yang dulunya dikucilkan karena penampilan, dan sekarang bisa membuktikan kalau kita bisa lebih dari mereka. Bangga? Iya, pasti minta ampun bangganya, tapi staycool aja lah! Jangan sombong! Tapi dengan bisa membuat ortu bahagia dan senang sekali dengan keberadaan kita sebagai mutiara harapannya sudah cukup buat semangat selanjutnya. Bahagia jadi kaum minoritas. Jadi sekelasku ada 24 anak. Kalau dilihat dari kepribadiannya bermacam – macam, tapi bisa dibilang mereka semua aneh, dalam hal apapun. Punya ciri khas keanehan masing – masing, termasuk aku juga. Pertama kali masuk di SMA itu, kebayang gimana dicap sebagai sekumpulan orang aneh yang di sekolahin cepet – cepet, cap semacam itu dari guru – guru. Mereka menganggap kita sebagai orang pintar sekali, padahal juga nggak bener – bener amat. Di cap sebagai orang paling minoritas di sekolah, dengan muka mereka (kakak kelas) yang seakan – akan mengatakan ‘jangan dekati mereka’ kebayang sendiri kan gimana kita kalau jalan keluar dari kelas. Rasanya T.T

Pergi ke kantin dengan badge di kanan seragam yang bertuliskan 10 akselerasi aja rasanya berat sekali, sampai – sampai kita saling bertengger biar gak keliatan itu tulisan dan mereka semua bakal menerima keberadaan kita. Susah sekali! Apalagi dengan temen seangkatan masuk juga, sepertinya kita jadi orang yang dibanggakan sekaligus tidak diterima, yah seakan – akan keadaan seperti itu. Tapi semakin hari semakin kita mencoba dekati mereka, akhirnya kita diterima sedikit demi sedikit. Tapi jadi kaum minoritas, ada aja yang kita lakukan ya, ada baiknya ada juga nakalnya. Contohnya waktu upacara setiap tanggal 1 dan 17, jadi kelas kita kan di atas nih, kalau pas upacara musti nunggu dipanggil ‘kelas aksel silahkan turun untuk melakukan upacara’ dulu baru kita turun rame – rame, padahal semua kelas uda pada turun, haha pengen diakui keberadaan kita. Kita sembunyi dulu di balik tembok baru turun. Senang sekali kalau inget masa itu.

Ada lagi, dulu kelas kita sampai bikin heboh gara – gara menyediakan jasa printer dan jilid. Guru – guru pada ndak habis fikir sama jalan pikiran kita, tapi yang bisa mengerti Cuma para pengurus program ini, yaitu bapak direktur dan wali kelas kita tercinta. Mereka bilangnya “ya mau gimana lagi, saya ngerti gimana pola pikir kalian, saya paham keanehan kalian, ya ini salah satu ciri kalian bisa masuk kelas macam ini *sambil ketawa gak habis pikir* ”  dan kita sekelas Cuma cengar – cengir. Dan akhirnya jasa printer dan jilid pun ditutup, demi kelangsungan belajar mengajar. Karena guru – guru lainnya menganggap ini mengganggu program. Sering sekali kita bikin guru – guru jengkel dengan sikap aneh kita, mending Cuma satu orang, ini sekelas lho! :D

Tapi ya gak cuma bikin kesel aja lah ya, kita juga harus buat bangga mereka, ya ada aja prestasi kelas atau salah satu atau dua atau tiga yang didapat oleh temen sekelas. Aku mungkin Cuma pemeran pendukung dibalik semuanya ya, haha. Misi kita waktu itu merebut piala juara umum Classmeeting, jadi selama 2 tahun disana, harus paling lama pialanya di kelas. Tapi tahun pertama, kita malah ngerusak pialanya, lagi – lagi, guru – guru pada geleng kepala sama kelas ini. Ada aja ide kita, strategi buat ngerebut piala itu. Sukanya bikin kontroversi deh. Ada waktu itu kita tampil band, tapi pakai nyebur kolam ikan yang belum pernah di bersihin, iya namanya kolam balekambang. Dan tampil lagu tradisional dengan topeng emas – emasan cuma gara – gara malu diliatin semuanya. Jalan rame – rame tanpa pakai sepatu ke kantin atau ke mushola buat sholat dhuha dan dzuhur. Banyak lagi lainnya, begitulah selain kita yang dikejar – kejar dengan deadline lulus 2 tahun. Jangan berpikir kalau kita hanya belajar dan belajar, tapi kita belajar sambil bermain juga, meskipun banyakan belajarnya -_-

Dukanya apa ya? Yaaa, dibalik semua itu kita ada tekanan untuk mencapai target, masuk dan lulus bersama 24 anak dalam waktu 2 tahun.  Disaat semua pada teriak – teriak rame – rame classmeeting, kita di kelas yang agak jauh dari keramaian itu sedang ujian entah itu UTS atau UAS. Disaat mereka sedang ceria – cerianya menerima pelajaran dari guru, kita sedang berjuang untuk naik kelas, karena kita UTS dan UAS dilaksanakan 3 bulan sekali T.T

Kalian yang sempat bermain – main dan pergi nongkrong sama anak lain, kita? Main itu pun sambil menjalankan misi mengerjakan tugas! Jadi kalau ndak ada tugas buat sekaligus main, ya kita gak bakal main. Malem – malem buat pergi menghadiri acara? Atau minimal makan atau main ke rumah siapa gitu? Gak ada! Yang aku rasakan, pulang sekolah jam 2, normal, ngerjakan tugas sampai jam 4, les sampai jam 8, dan belum lagi belajarnya kalau ada ulangan harian. Bersyukurlah kalian yang sekolah santai selama 3 tahun, dan tidak dikejar – kejar. Tapi aku juga beruntung bisa merasakan pengalaman – pengalaman tak terlupakan, pengalaman paling aneh yang belum pernah terjadi selama saya sekolah. Saya beruntung mengenal kalian 24 anak yang sekarang sedang berjuang menujur sukses bidangnya masing – masing. Siapa bilang masa SMA kita kurang bahagia? emang iya sih, tapi kita SANGAT BAHAGIA bisa punya pengalaman hidup untuk bahan cerita anak cucu nanti.



Dan jangan anggap kalau anak aksel itu tidak menikmati masa SMAnya, kita menikmati, tapi cuma waktu 2 tahun aja, 1 tahunnya lagi ? ya kalian bisa memikirkannya kemana :D

Tidak ada komentar

Posting Komentar