Karena saya gak ahli bikin video-video estetik di TikTok atau Reels IG jadi saya bikin versi tulisan aja di blog ini ya. Buat nyimpen foto-foto bagus yang diambil pas momen-momen bahagia di Hari Raya 1445 H.
Jadi keluarga kecil saya berencana mudik ke Semarang, hanya suami, saya dan Asiy. Sedangkan ayah, mama dan adek mudik ke kota kelahiran saya, Ngawi. Kami semua berangkat bersama-sama H-1 lebaran, sekitar tanggal 9 April 2024. Karena kendaraan yang kami sewa siap sekitar jam 12 malam, jadi kami memutuskan untuk berangkat dini hari, seingat saya jam 2 kurang lah waktu itu.
Destinasi pertama adalah mampir ke Ngawi dulu ngedrop ayah, mama, dan adek. Sampai disana sekitar waktu subuh, kondisi langit masih gelap, bahkan jalanan sangat sepi tak ada tanda orang berlalu-lalang. Untungnya kami sempat mampir ke salah satu warung pecel untuk makan sahur, yang kebetulan berada tepat di depan rumah saudara jauh kami. Masih beda kampung dengan tujuan kami yang seharusnya. Singkat cerita sampailah juga kami di Ngawi saat adzan Subuh, lanjut beberes barang bawaan dan bersiap untuk perjalanan kami selanjutnya.
Sekitar jam 9 atau 10 pagi, kami melanjutkan perjalanan menuju Semarang. Tapi eh tapi, kami belok ke Jogja dulu untuk menjemput ponakan yang ada di Jogja, anak dari kakak pertama suami. Karena kondisi mendekati lebaran, arus mudik pun sangat padat, waktu tempuh perjalanan kami sangat lama. Meskipun kami sempat melewati jalan tol baru Solo-Jogja, tapi kendaraan yang padat merayap pun tak bisa dihindari juga.
Akhirnya sampai di rumah bapak mertua, disitu kondisi saya agak drop, kepala pusing nyut-nyutan dan Asiy terpaksa harus nempel sama bapaknya dulu. Alhamdulillah gak perlu waktu lama untuk adaptasi, Asiy udah happy bermain-main di sekitar rumah Semarang. Sedangkan saya istirahat sebentar setelah minum obat yang dibeli bapak tadi. Sepertinya gara-gara kena serangan flu mendadak.
Malam harinya terdengar suara takbir saling bersahut-sahutan di sekitar perumahan, tanda bahwa telah berakhirnya bulan Ramadan dan hari raya akan tiba esok hari. Nah cerita tentang lebaran kami di mulai dari sini yaa 😊
Jalan-jalan ke Goa di Hari Raya Lebaran 1445 H
Pagi-pagi sekali kami bersiap untuk sholat eid di masjid dekat rumah. Lebaran tahun ini temanya adalah hijau sage. Kami bertiga memakai pakaian terbaik dan berdandan seindah mungkin. Namun sayangnya nggak ada sesi foto bersama pagi itu.
Alhamdulillah Asiy juga nggak rewel diajak sholat eid bersama-sama, tapi sewaktu khotbah terpaksa saya harus mlipir dari barisan jamaah karena Asiy dah pengen pulang duluan. Hehe
Tradisi hari pertama lebaran di Semarang, kami mulai dengan ziarah bersama-sama ke makam almarhumah ibu mertua. Lalu bersilaturahmi ke rumah saudara dari pihak ibu mertua. Asiy kalihatan excited banget diajak eksplor jalan-jalan begini. Sepulang dari sana kami mampir ke tempat Wisata Goa Kreo, meski masih tutup karena kami datang pas di hari H lebaran. Tapi tempat parkirnya masih buka, dan kami coba mampir di parkiran mobil saja.
Padahal kami kesana gak bawa apa-apa, maaf ya monyet, kami cuma mau berfoto sebentar aja kok. Asiy ketakutan karena disamperin beberapa monyet, alhasil minta gendong terus. Dan dia sempat komen salah satu pasangan ibu dan anak monyet yang berpose sama persis dengan kami.
"Loh sama kayak Asiy tuh ibuk, anaknya gendong ibuknya", kata Asiy sambil nunjukin dua ekor monyet saling berpelukan. Lalu saya ajak foto bersama kedua monyet tersebut. Hehe
Sepulang dari sana, kami semua beristirahat di rumah. Sambil menunggu kedatangan kakak ipar sekeluarga untuk berkunjung ke seluruh keluarga besar dari bapak mertua. Jadi lengkap sudah schedule hari itu, bersilaturahmi ke keluarga dari bapak dan ibu.
Liburan ke Cimory Dairyland Ungaran
Nah agenda hari kedua kami di Semarang adalah jalan-jalan dong pastinya. Sengaja memang untuk salam-salaman keluarga kami utamakan di hari pertama lebaran, supaya besoknya bisa fokus jalan-jalan sekeluarga. Hehe
Alhamdulillah seluruh rombongan serumah bisa ikut semua. Ada bapak, anak dan menantu, serta cucu-cucunya lengkap. Jumlahnya sampai 11 orang dalam 1 mobil. Untung aja para cucu masih pada kecil-kecil, jadi bisa dipangku semua.
Puas berkeliling selama kurang lebih 3 jam, akhirnya kami memutuskan pulang dan mampir makan siang dulu di kolam Pemancingan Sumarno, tidak terlalu jauh dari lokasi sebelumnya. Cerita lengkapnya tentang main-main di Cimory ini, ntar saya buatkan postingan blog lain saja yaa. Hehe
Silaturahmi ke Rumah Akung & Uti Sragen
Lalu pada lebaran ketiga, sudah waktunya kami berpamitan pulang. Setelah beberes dan bersiap pulang, kami mampir dulu ke toko oleh-oleh bandeng khas Semarang. Nah perjalanan pulang mudik ini tidak semata-mata langsung menuju ke Mojokerto lho. Saya dan bapak berencana untuk mampir ke Sragen terlebih dahulu. Ada apa di sana?
Kami main ke rumah bapak ibunya teman baik saya sewaktu kuliah, Onty Dhian atau Ambo sapaan akrabnya. Sewaktu proses pencarian kerja dulu, saya pernah menginap beberapa hari di sana, dan memang sudah pernah janji juga bakal kembali kesini jika sudah berkeluarga. Terharu banget sambutan hangat dari Bapak Roni dan Ibuk Sari masih sama hangatnya seperti dulu saat saya menumpang hidup di sana.
Sesampainya di rumah Ambo, kami malah numpang mandi sore di sana. Selesai mandi Asiy pun diajak main ke sawah sama onty Dhian, sedangkan saya dan bapak bergantian mandi bebek secepat kilat. Setelah bersih diri dan sholat, saya menyusul Asiy ke luar rumah, ternyata Asiy dan Onty Dhian yang baru pertama kali ketemu ini udah bestie aja nih.
Seperti biasa, karena tahu kami akan mampir, ternyata ibuk sudah menyiapkan sop ayam kampung khas Bu Sari dengan sambal kecap yang mantap banget. Literally dimasakin sama ibuk dong, padahal kata ibuk biasanya beliau pesan catering untuk makan sehari-hari. Tapi khusus kedatangan kami hari itu, beliau dengan antusias masak sendiri. Benar-benar totalitas pokoknya keluarga Ambo yang super baik ini. Terharu pokoknya sama mereka! Peluk jauh dan doa baik untuk kalian semua yaa 😇
Bapak dan ibuk Sragen ini sudah seperti orang tua saya sendiri, sampai Asiy pun saya biasakan dengan sebutan akung dan uti. Sehat selalu yaa, akung uti dan onty Dhian sekeluarga. Semoga Asiy dan keluarga bisa mampir ke sana lagi di lain kesempatan, siapa tahu pas mantenan onty Dhian yaa. Aamiiiin. Kami pun melanjutkan perjalanan malam hari menuju ke Ngawi untuk menjemput ayah dan mama.
Makan Bersama di Ayam Bakar "Bu Setu" Ngawi
Sampai di Ngawi pas malam harinya, lalu kami beristirahat sampai besok paginya. Kalau dipikir-pikir perjalanan kami sungguh melelahkan karena berpindah-pindah kota dalam waktu yang singkat. Harap maklum aja, karena keterbatasan waktu, jadi harus benar-benar membaginya seadil mungkin. Kasian Asiy sebenernya, karena pasti dia yang lebih capek, cuma memang nggak ditunjukkan saja. Dia lebih kelihatan happy karena keluar dari kandangnya. Wkwk
Bangun pagi di desa Keraswetan - Ngawi, kental dengan suasana pedesaan. Kami semua bersalam-salaman dengan seluruh anggota keluarga di Ngawi. Lalu siangnya diajak makan siang di Ayam Bakar Bu Setu, kebetulan bulik Ian habis ulang tahun, jadi dapet subsidi traktiran ulang tahun juga. Hehe
Ohiya acara makan-makan itu ditutup dengan pencarian alamat rumah saudara kami yang sudah lama terpisahkan. Tujuannya karena ingin menyambung silaturahmi lagi sepeninggal akung uti dulu. Sudah lama sekali sampai-sampai rumahnya pun sudah lupa yang sebelah mana, literally saudara jauh dan sudah jarang kontak. Tapi akhirnya ketemu juga kok sama simbahnya. Alhamdulillah beliau masih sehat dan segar bugar. Hehe
Pada hari yang sama, kami pun kembali pulang ke Mojokerto dan kembali beraktivitas seperti biasa. Ibuk dengan kerjaan di kantornya dan bapak yang WFH mengurus perusahaan rintisannya. Sedangkan Asiy tinggal capeknya aja yang masih belum dirasa dan dia masih tetap aktif seperti biasa. Hehe
Sekian cerita momen seru saat lebaran Hari Raya Idul Fitri 1445 H dari Asiy sekeluarga. Semoga kita bisa dipertemukan dengan raya-raya selanjutnya. Aamiiin. Mohon maaf lahir dan batin yaa teman-teman online semuanya. L-o-v-e sekebon 💚
Tidak ada komentar
Posting Komentar